Saturday, January 3, 2015

Waspada Demam Berdarah Saat Musim Hujan !!!

       Kejadian penyakit Demam Berdarah tiap tahun semakin meningkat di Indonesia, jumlah ini bertambah pesat terutama pada musim penghujan dan paska banjir. Adapun penyebabnya adalah adanya air tergenang, yang kemudian dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Menurut WHO, di Asia Tenggara diperkirakan setiap tahun terdapat sekitar 50-100 juta kasus demam dengue (DD) dan tidak kurang dari 500.000 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) memerlukan perawatan di rumah sakit. Dalam kurun waktu 10-25 tahun ini, DBD merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian anak di Asia Tenggara.

Apa penyebab demam berdarah ? 


       Demam Berdarah disebabkan oleh sejenis virus yang bernama Virus Dengue. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling memberikan perlindungan silang artinya penderita oleh serotipe yang satu dapat terkena oleh jenis serotipe yang lain. Selama ini tiap serotipe virus Dengue tersebut mempunyai tingkatan gejala klinis yang berbeda-beda, dari yang ringan sampai berat. Virus menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah. Pembuluh darah mengalami “kebocoran” sehingga cairan darah merembes keluar dan dapat mengakibatkan syok. Virus juga mengganggu fungsi trombosit sehingga mudah terjadi perdarahan-perdarahan. Virus Dengue sendiri ditularkan kepada manusia melalui perantaraan nyamuk Aedes aegypti. 


Apa gejala demam berdarah ?


        Sesudah terinfeksi selama 3-15 hari, orang yang tertular dapat mengalami/menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini, yaitu : Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun. Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4-7 hari, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri persendian, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit (petechiae). Dengue Haemorrhagic Fever (Demam Berdarah Dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung, mulut, dubur, dsb. Dengue Shock Sindrom, bentuk yang paling berbahaya, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan shock/preshock. Pada bentuk ini sering terjadi kematian. Karena seringnya terjadi perdarahan dan shock maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap penderita yang diduga menderita penyakit Demam Berdarah dalam tingkatan manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami shock/kematian. 


Bagaimana memastikan saya terkena ?


         Diagnosa demam berdarah biasanya dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, terdapat bintik-bintik/bercak perdarahan di bawah kulit. Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan jumlah trombosit yang menurun dan hematokrit yang cenderung meningkat. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan serologi seperti Dengue blot test untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis. Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian daripada menunggu sampai penyakit menjadi akut.


 Bagaimana mengobatinya ? 


        Hingga saat ini belum ada obat untuk mematikan virus dengue. Untuk penyembuhannya sangat tergantung pada kecepatan penderita dibawa ke rumah sakit serta ketepatan pihak rumah sakit menolong pasien. Pengobatan yang ditujukan adalah bersifat suportif yaitu untuk mencegah tubuh kekurangan cairan dan menjaga jumlah trombosit agar tidak terjadi shock. Penderita disarankan untuk minum air putih dan menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan infus diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan shock. Transfusi trombosit mungkin dapat dilakukan jika jumlah trombosit menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok. Metode ini masih diragukan karena belum ada hasil penelitian yang pasti mengenai manfaatnya terhadap Demam Berdarah. Berbeda dengan hal diatas, penelitian terbaru adalah mengenai ekstrak daun jambu biji. Merujuk hasil kerja sama penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga dapat meningkatkan trombosit tanpa efek samping. Karena itu diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat dijadikan obat antivirus dengue berupa suplemen yang dipasarkan ke masyarakat. Di antaranya dalam bentuk kapsul untuk orang dewasa dan sirup untuk anak-anak. 


Bagaimana mencegahnya ? 


        Sampai saat ini belum ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk Demam Berdarah. Pencegahan utama Demam Berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi kontak dengan nyamuk Demam Berdarah. Pencegahan dilakukan dengan MENGHINDARI GIGITAN NYAMUK di sepanjang siang hari (pagi sampai sore) karena nyamuk Aedes aktif di siang hari. 



  1. Kenakan pakaian yang lebih tertutup atau gunakan cairan/krim anti nyamuk (mosquito repellant) .
  2. 3M (Menguras bak mandi, Mengubur barang-barang bekas, Menutup tempat penampungan air). 

  3. Pengasapan (Fogging).
  4. Abatisasi, untuk memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti .



Sumber: 
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Demam_berdarah
  • http://www.geocities.com 
  • http://www.infeksi.com 
  • http://www.kompas.com
  • http://www.sctv.co

No comments:

Post a Comment